Senin, 09 Maret 2015

i keep it for my self

ternyata, menjadi seorang yang terbuka memang tidak cocok untukku.
setiap aku membuka diriku, ada sesuatu yang diambil oleh orang lain.
ia bawa dan bisa ia hancurkan.
mungkin aku harus kembali seperti dulu.
hanya anak biasa yang lebih banyak diam, memendam apa yang kurasakan sendiri.
biar bantal yang menjadi teman saat air mata mengalir.
dan biar dinding yang menjadi pendengar saat hati tersayat.
karena aku lelah kehilangan.
aku lelah ditinggalkan.
aku lelah diabaikan.
aku lelah merasa terus-terusan bersalah.
biar saja aku memendam semua kepedihanku sendiri, biar saja orang hanya melihat aku yang baik-baik saja.
mungkin, sendiri memang kata yang cocok untukku.
karena di mana ada aku, disitu ada luka yang kuberikan.
mungkin lebih baik aku tidak banyak berbicara, tidak banyak berucap dan banyak mendengarkan saja.
semoga nanti suatu saat, ada yang bisa menerima keterbukaanku tanpa harus membuatku merasa bersalah telah terbuka padanya.
semoga itu kamu.