Rabu, 29 Februari 2012

tentang 29 februari

hari ini tanggal 29 februari
hari yang hanya muncul pada 4 tahun sekali
memang nggak ada yang spesial dengan hari ini
ini bukan hari dimana aku berulang tahun
jadi, seharusnya hari ini hari biasa seperti kemarin kan ?
tapi bagiku, hari ini hari spesial
di mana aku berharap akan sesuatu
tapi aku tau itu nggak mungkin sama sekali
yah..santai aja sih
biarkan itu mengalir seperti air hujan di atas genteng
entah pada 29 februari beikutnya apakah akan ada perubahan ?
tentang segala sesuatu
yang pasti aku sudah tidak berada di semester kedua di perkuliahanku
hahaha
well, pada intinya
aku menganggap tanggal ini adalah tanggal yang spesial
setiap yang langka itu spesial kan ?

dan aku ingin kamu tau

kita hanya bercengkrama dalam angin yang tidak sengaja berhembus
tidak terlihat memang
namun, bagiku itu sudah cukup
cukup di saat aku tidak menyadarinya
sekarang, aku ingin angin itu tak hanya sekedar numpang lewat
aku ingin menangkapnya dalam toples relung hatiku
apakah kau tau ?
aku bukan secara tidak sengaja untuk hadir
bukan untuk secara tidak sengaja memperhatikan
namun aku secara sengaja untuk menyunggingkan pahitnya senyumku untukmu
aku secara sengaja menorehkan harapanku pada buku harianmu
apakah kau menyadari ?
bahwa aku saat ingin kau tau
aku sangat ingin kau memberi umpan balik positif terhadap segala perasaanku
hanya saja
aku punya garis aman
dan aku belum berani untuk melanggarnya
hanya saja, aku benar-benar ingin kamu tau

Senin, 27 Februari 2012

if you're not the one (daniel bedingfield)

If you’re not the one then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one then why does my hand fit yours this way?
If you are not mine then why does your heart return my call
If you are not mine would I have the strength to stand at all

I'll never know what the future brings 
But I know you're here with me now
We’ll make it through 
And I hope you are the one I share my life with

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there any way that I can stay in your arms?

If I don’t need you then why am I crying on my bed?
If I don’t need you then why does your name resound in my head?
If you’re not for me then why does this distance maim my life?
If you’re not for me then why do I dream of you as my wife?

I don’t know why you’re so far away 
But I know that this much is true
We’ll make it through 
And I hope you are the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I pray in you’re the one I build my home with
I hope I love you all my life

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I can stay in your arms?

‘Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today
‘Cause I love you, whether it’s wrong or right
And though I can’t be with you tonight
You know my heart is by your side

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I could stay in your arms

Jumat, 17 Februari 2012

dia bukan hanya dia


Flo masih menatap layar laptopnya dengan diam. ‘Ternyata..’ Berulang kali ia memerintahkan airmatanya untuk tidak jatuh hanya untuk seorang Arka. Salju sudah mulai turun di luar jendelanya, menandakan musim dingin telah tiba. Sama seperti dia, musim dingin itu seakan mendukung hatinya untuk ikut lirih di dalamnya. Flo tidak pernah tau kenapa mengapa ia begitu memerhatikan gerak-gerik Arka. Ia tidak peduli menyampingkan segala tugas kuliahnya jika saat itu Arka sedang kalut dan ingin bercerita panjang lebar dengannya.
Pria itu, Arka. Pria teman satu sekolahnya dulu, saat ia masih di Indonesia dan mengenyam pendidikan SMA bersama. Tentu bukan Arka teman cowo satu-satunya yang ia punya, hanya saja, bagi Flo, Arka terlalu spesial.
From : Arka
Km ngga bls smsku td, knp ? km baik2 sj ?
Flo sudah tidak peduli dengan sms itu. Biasanya ia akan langsung membalasnya dengan muka penuh ceria, tapi tidak, ia menghapusnya dari handphone iphone-nya, lantas setelah itu mematikan segala telpon yang berasal dari Arka.
***
Flo sungguh tidak memiliki nafsu makan terhadap lasagna yang terpapar lezat di hadapannya. Padahal itu adalah makanan kesukaannya semenjak ia SMA. Hanya saja, lasagna itu sudah tidak sehangat suasana hatinya saat ini.
“ Berantem lagi ?”
Flo hanya diam, tidak menanggapi sama sekali apa yang baru saja Anne katakan padanya.
“ Flo !”
“ He ? Hah ? Kau bertanya apa tadi ?”
“ Ternyata kau melamun, sudah kuduga. Kenapa ? Lasagna kesukaanmu kan ? Kau tidak nafsu. Sakit ? Atau ada hubungannya dengan ‘teman dekat yang lebih dari teman’-mu itu ?”
“ Ah ? Kau maksud Arka ? Dia punya nama Anne.”
“ Yeah..whatever his name lah. Then ?”
“Ah..tidak apa-apa. Aku hanya tidak nafsu saja. Mungkin karna aku kedinginan tadi malam. Tertidur tapa selimut, lagi.”
“ Flo, ini sedang musim dingin. Kau mau membunuh dirimu pelan-pelan ?” Anne sudah menatap sinis pada Flo. Sedang Flo, ia tidak bergairah untuk berdebat dengan Anne, ia lebih memilih untuk diam.
“ Flo..aku ini orang bukan patung.”
“Ah..maaf, iya. Kau bilang apa tadi ?”
Anne sudah mulai kesal dengan tingkah Flo, “ Lupakan saja lah..Jadi ini karna Arka ?”
Flo hanya diam. Ia sibuk mencari celah di balik salju untuk menyembunyikan bendungan air mata yang sudah memaksa untuk keluar dari kelopak matanya.
“ Sudah kuduga. He’s not the only boy in this world, girl. You have to move on, Flo. Rasa ngenesmu padanya itu sudah seperti periode menstruasi, kau sadar nggak sih ? Bisa setiap bulan kau menyiksa dirimu sendiri. Tidak makan dengan alasan tidak nafsu. Tidur terlalu larut untuk sebuah alasan mengerjakan tugas dan mata bengkak di pagi harinya yang kau samarkan dengan kacamata mines-mu itu. Flo, sadarlah, ia bahkan tidak pantas untuk mendapatkan kamu.”
Flo masih diam, ia benar-benar kalut, “This will be the end, Anne. I promise.”
“ Aku tidak akan percaya, Flo. Kau mengatakan itu saat ketiga kalinya kamu bermasalah dengan orang itu. Aku bahkan enggan untuk menyebut namanya, Flo.”
“Hm..mungkin ini memang yang terakhir, Anne. Jika akan ada yang terjadi selanjutnya, mungkin aku sudah akan membunuh diriku dengan menimbun seluruh badanku pada tumpukan salju di depan flat-ku.”
“ Kau bodoh jika rela mati untuk orang seperti dia.” Kini Anne sudha benar-benar kesal pada sikap teman baiknya ini.
***
“No hot chocolate, Flo ?” Adam menatap heran pada Flo. Ini sudah seminggu berlalu sejak perdebatan kecilnya dengan Anne. Hanya saja, ia masih belum mau menalar segala peristiwa, bahkan didepan Adam. Seorang mahasiswa, penulis yang cukup terkenal,  yang telah ia kenal baik sejak masuk kuliah.
“Hm..no, I guess.”
“ What happen to you ?”
“ Nothing.”
Adam tau sekali apa maksud ‘nothing’ yang diucapkan oleh gadis didepannya.
“ Apakah aku melakukan kesalahan, Flo ?”
“ Tidak Adam. Kamu terlalu baik untuk melakukan kesalahan pada diriku.”
“ Lantas ?”
“Aku tidak ingin membahasnya, Adam. Minggu lalu saat aku membahasnya dengan Anne, aku bahkan hampir berantem dengannya.”
“I worry with you, girl.”
“I’m fine.”
“ Tidak seperti yang terlihat.”
Flo hanya diam saja. Adam bukan sekadar temannya. Cincin pemberian Adam, simbolik dari penantiannya pada jawaban Flo, masih tersimpan rapih di laci meja belajar kamar flat Flo.
“ Aku memang tidak bisa memaksamu, Flo.”
“ Maafkan aku Adam. Kamu terlalu baik Adam.”
Adam hanya tersenyum, saat ini posisinya serba salah. Sudah berkali-kali ia melihat Flo seperti ini, namun ia tidak bisa apa-apa selain menanyakan pada Flo ada apa. Beruntung jika Flo akan bercerita padanya seperti sebelumnya, namun jika tidak, maka ia tidak bisa apa-apa selain bersikap setenang mungkin walaupun saat itu hatinya mengumpat lelaki yang ia ketahui merebut sebagian besar hati Flo, bahkan tak tersisa sedikit saja untuknya.
“ Aku akan ke Indonesia hari selasa.”
“ Ada apa ? Apakah ada urusan di sana ?”
“Hm..tidak. Hanya saja ingin mengambil libur musim dingin lebih awal.”
“ Bagaimana dengan tugasmu tempo hari yang kau ceritakan, bukankah harus dikumpul besok ?”
“ Aku tetap akan mengumpulkannya. Aku akan berangkat di siang hari. Bagaimana dengan novelmu yang baru ? Sudah selesai ?”
“Hm..sedikit lagi. Aku sudah ditagih oleh editor sejak kemarin. Bolehkah aku ikut ke Indonesia ?”
“ Ha? Aku mau saja mengajakmu, tapi, bukankah keluargamu telah pindah ke sini setahun yang lalu ?”
“Hm..iya. Hanya saja..”
“ Don’t worry. Aku kesana bukan untuk menemuinya. Aku hanya kangen dengan Indonesia dan rumah.”
“ Baiklah, hati-hati. Aku akan mengantarmu besok ke bandara dan kau harus mau.”
Flo tersenyum tipis, sedang Adam kalut. Ia takut Flo akan terluka jika ia sekali lagi menemui orang itu di sana. Ia tau, kondisi Flo saat ini telah menggambarkan secara jelas bahwa ia sedang bermasalah dengan orang itu, yang telah menyita hati Flo, Arka.
***
“ Bagaimana disana ?” Hera menatap Flo yang sedari tadi memainkan sendok es krim-nya.
“ Di sana ? Dingin, sedang musim dingin.”
“ Hm..Aku ingin sekali melihat salju. Kapan ya aku bisa ke sana, Flo ?”
“Bagaimana kalau kau sudah libur semester kau pergi ke sana ?”
“Ide yang bagus juga. Tapi itu masih berbulan-bulan lagi, aku akan tertinggal musim dinginnya Flo.”
“Hm..iya juga ya..Ada waktunya nanti.” Flo tersenyum seikhlas yang ia bisa. Sungguh, menemui Hera saat ini bukanlah waktu yang tepat, ia belum bisa menetralkan perasaannya. Hanya saja, ia tidak punya cukup alasan untuk menolak menemui Hera.
“ Flo, ia menanyakan hal yang serius padaku ?”
“ Apa itu ?” Flo hanya menjawab sekadarnya agar ia terlihat biasa saja, padahal ia sudah tau yang sesungguhnya dan hatinya sudah teriak tidak ingin mendengarnya lagi.
“ Di blog-nya ia menulis suatu artikel baru dengan judul, ‘Will You Marry Me?” Kau tau itu tidak Flo ?”
“ He ? Tidak. Aku sibuk menyelesaikan tugasku beberapa minggu terakhir. Memang kenapa ?” Flo bohong, ia tau itu. Ia sangat tau untuk siapa artikel itu ditujukan dan bukan untuknya.
“ Hm…Kau buka saja. Tidak usah sajalah. Kau tau artikel ditujukan untuk siapa ?”
“ Tidak tau, siapa ?” Flo sudah menatap ke es krim coklatnya yang sudah mulai meleleh.
“ Aku,Flo.” Jawaban singkat itu membuat Flo ingin pergi meninggalkan Hera, namun itu tidak mungkin ia lakukan. Ia harus terlihat biasa saja. Seperti selama ini.
“ Lalu ?”
“ Tidak tau, Flo. Kita sudah lama berteman dengannya. Hanya saja aku tidak tau bahwa pada akhirnya ia akan memintaku untuk menuju ke tahap yang serius.”
“You already 25. Menurutku itu hal yang wajar. Lagipula ia sudah bekerja kan, dan kau tinggal menyelesaikan S2-mu satu tahun lagi.”
“Iya. Aku tau itu. Hanya saja, aku merasa tidak enak padamu Flo.”
“ Santai saja Hera. Kita bertiga berteman sudah lama dan kalaupun pada akhirnya ia memintamu untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, seharusnya aku ikut bahagia.” Flo memaksakan otot mukanya untuk menyunggingkan senyum.
“ Terima kasih Flo. Aku janji akan mengirimkan undangannya untukmu.” Hera tersenyum manis. Ia terlalu manis dengan wajahnya yang mungil itu. Flo hanya bisa membalas sambil lalu memandang ke luar jendela.
“ Hm..Bagaimana dengan orang yang kau ceritakan itu, Flo ?”
“ Siapa ? Maksudmu Adam ?”
“Yep.”
“Entahlah, aku belum tau apa tindakan yang akan kuambil.”
“ Ia baik Flo, dan menyukaimu. Ia bahkan telah memiliki penghasilan dari beberapa novel ciptaannya.”
“Iya, aku tau itu. Hanya saja..entahlah.” Flo menarik dirinya untuk tidak mengingat betapa baiknya Adam padanya. Cincin itu bahkan ia bawa kemanapun ia pergi, just in case ia berubah pikiran. Hanya saja, ia berpikir kalau ia terlalu kejam untuk menerima Adam hanya untuk menggantikan posisi Arka, walaupun Adam bilang itu sama sekali bukan masalah.
***
Perpisahan itu menyakitkan. Ia tidak dendam pada Hera. Hanya saja, ia terlalu kalah. Ia terlalu kalah karna menganggap bahwa ia telah satu step lebih dari Hera padahal tidak. Dan pria itu, Arka, masih terus mengirimkan sms untuknya dari mulai menanyakan kabar hingga meminta Flo untuk mengangkat telponnya. Terakhir kali bahkan ia memaksa untuk datang ke rumah Flo saat ia tau dari Hera bahwa Flo sedang di Indonesia, namun Flo dengan segala alasan selalu menolaknya. Hati Flo belum siap untuk menghadapi wajah itu, wajah lelaki yang diam-diam ia sukai sejak SMA. Lelaki yang mengisi penuh hatinya, bahkan hingga sekarang. Lelaki yang mampu membuat ia tidur larut hanya untuk mendengarkan cerita Arka lewat chatting setiap malam. Itu semua terlalu sakit. Bahkan baginya, ini akan menjadi liburannya yang terakhir di Indonesia, karna demi apapun, ia akan malas sekali untuk kembali lagi ke sini dan melihat kenyataan bahwa teman baiknya dan lelaki yang masih ia cintai, mereka berdua telah memiliki malaikat kecil di tengah-tengah kebahagiaan mereka. Flo malas untuk berakting seolah ia senang dan tidak apa-apa padahal hatinya telah lebur. Ia memilih untuk kembali ke musim dinginnya. Ia memilih untuk menutup rapat hatinya. Meskipun ia tau itu sulit.
***
Adam telah menunggu di depan pintu kedatangan dengan senyum lembut. Ia tidak akan pernah merasa direpotkan untuk Flo, apapun itu. Wanita itu berjalan mencari sosoknya di tengah kerumunan orang. Flo dengan tas jinjing dan travelbagnya.
“ Welcome back, girl.”
“Yeah. Still cold, huh ?”
“Yeah.” Adam lalu membawakan travel bag Flo dan segera menuju ke parkiran.
Pemanas mobil telah dihidupkan, hanya saja, Flo terlalu lupa bagaimana menghadapi musim dingin, baju yang ia gunakan masih terlalu tipis untuk ganasnya musim dingin.
“ Sudah cukup hangat ?”
“Iya, terima kasih.”
“ Kenapa Flo ?”
“Hm..dia akan menikah.”
Adam kaget, dadanya berdebar, berharap nama yang akan diucapkan Flo itu bukanlah nama gadis yang sedang duduk di kursi sebelahnya.
“ Dengan ?”
“ Hera.”
Adam menghela napas cukup panjang, ia lega. Hanya saja, ia mengerti bagaimana perasaan Hera saat ini. Tanpa berkata apa-apa ia memacu pulang mobilnya.
***
Hera : Hey, undangannya telah kukirim ke e-mailmu.
Flo membacanya dengan muka datar. Ia sudah tidak apa-apa. Ini sudah sebulan sejak ia tau mereka akan menikah. Ia tidak berniat untuk membuka undangan itu, bukan karna ia takut membuka luka di hatinya kembali, hanya saja baginya, untuk apa ? Toh ia tidak akan datang.
Sore ini ia ada janji dengan Adam. Buku barunya telah keluar dan mereka berencana untuk menjadi pembeli yang kesekian, maka telah diputuskan mereka akan ke toko buku.
Adam sedang asik dideretan buku-buku sastra, sedang Flo sedang membaca synopsis buku karangan Adam dan memutuskan untuk membelinya satu, lantas mendatangi Adam.
“ Kau tau tidak ?”
“Apa ?” Adam masih fokus pada deretan buku didepannya.
“Cincin yang kau berikan itu tidak cukup di jariku, kekecilan.” Flo ikut asik pada deretan buku yang Adam perhatikan. Namun Adam masih serius dan kini ia tengah serius membaca synopsis suatu buku.
“Hm…mungkin sudah terlalu lama. Nanti akan kuganti dengan model yang sama.”
“Tidak perlu.” Adam kini melihat Flo, tertegun.
“Kau..”
Flo hanya tersenyum, “ Lebih indah jika digunakan sebagai bandul kalung. Bagaimana menurutmu ? Apakah ini menjawab ?”
Adam lebih tertegun lagi. Terjawab. Dan kali ini Flo yakin sekali bahwa Adam bukanlah pengganti Arka. Adam jauh lebih baik dari Arka.



*inspired by : ameonyq.wordpress.com -- badai

Selasa, 14 Februari 2012

dan aku pun tenggelam

dalam sendu gemericik sisa-sisa hujan aku berkecipuk dalam duniaku sendiri
semua memori itu berputar balik secepat kilat menyentuh ujung bumi
hanya saja, kini terasa lebih sakit dari sebelumnya
andai saja aku mampu menghapusnya
semudah menghapus semua sms-mu di dalam inbox-ku
namun nyatanya itu adalah hal yang lebih sulit
karna aku telah tenggelam
tenggelam di dalam duniamu
dan tak ada satupun yang mampu menyelamatkanku kembali menghirup udara
bahkan kamu
kamu yang menyebabkan aku tenggelam
kau bahkan tidak peduli di saat tanganku telah terulur memohon bantuanmu
karna kau menemukan oase lain
maka aku akan mati tenggelam di kelamnya dunia lamamu
kenapa ?
kenapa kamu memilih oase lain ?
kenapa tidak menyelamatkanku saja ?
lantas, apa gunanya selama ini aku berusaha bertahan dalam derasnya ombakmu ?
boy, you're  such a person
who hurt me
a lot


Sabtu, 11 Februari 2012

my truly love letter


aku sebenarnya bukan tipikal orang yang pandai menulis sebuah kisah cinta
namun aku tau satu yang mungkin menarik dirimu untuk membacanya,
well, kumulai dari mana ya ?
oya,
kau percaya love at the first sight ?
pasti tidak.
aku juga awalnya begitu,
namun itu berubah
tepat disaat kamu hadir memperkenalkan diri pada kehidupanku
tidak. tidak pada saat kau datang dan berkata, " hai." padaku
namun saat kau benar-benar hidup pada daily activity-ku.
benar kata pepatah lama, jangan terlalu benci karna nanti bisa terlalu suka
dan aku kena kutuk karna menyumpah tidak percaya pada kalimat itu
karna pada kenyataannya, aku menyukaimu sekarang
well, kau tau itu tidak ?
tentang rasa yang jauh terkubur di alam sana.
di bawah hatiku. yang diam-diam kusimpan
dan orang yang tidak beruntung itu adalah kamu
aku senang sekali mendapati kenyataan kemudian bahwa aku dekat denganmu
namun aku juga sedih,
karna aku dimanjakan oleh harapan-harpan yang mungkin tidak sengaja kau teteskan
honestly, aku mungkin terlalu percaya diri,
karna mungkin, kau bahkan tidak pernah kok berniat meneteskannya
aku mulai terseret trend jaman sekarang
bukan. bukan mode pakaian wanita korea yang telah menjamur
namun aku terkena sindrom galau
iya. aku galau di saat kamu tidak pernah lagi menampakkan diri
aku galau saat kau tiba-tiba berubah intonasi padaku
dan aku tidak bisa menyikapinya
sungguh konyol.
aku bisa menangis hanya karna itu, kau tau itu ? tentu tidak
namun aku tetap berusaha memperjuangkannya
bukan memperjuangkan kemerdekaan negeri kita
namun aku memperjuangkan hatiku untuk tidak jujur padamu
karna sedikit banyak aku mulai sadar bahwa kau tidak pernah punya rasa yang sama denganku
harusnya aku tau itu dari awal. sungguh bodoh
mana ada sih orang yang mau memetik bunga yang jelek.
kau tau ?
aku sering jealous.
sikap seperti saat kau masih kecil,
kakakmu mendapat barang bagus sedangkan kau tidak
ya, kurang lebih sikap seperti itu
hanya saja, aku tidak bisa memaksa untuk mendapatkan barang yang sama
karna aku tau, kita hanya teman
jujur aku menangis saat aku tau kau dekat dengan seseorang,
namun apa daya, jari tak sampai
aku tidak akan bisa mengekspresikan sikap kekanakan itu padamu
mungkin hingga saat ini
maafkan aku yang diam-diam memendam rasa untukmu
aku tidak akan minta kau untuk membalasnya
seperti sebuah surat cinta,
aku akan mengirimnya padamu,
namun aku tidak akan mencantumkan alamatku pada amplopnya,
karna aku tak mau mendapat balasan surat,
bukan karna aku tidak mengharapkannya
hanya saja, aku tidak mau mendapati bahwa harapanku itu ternyata kosong
sekosong gelas yang ada di sampingku
this is my truly love letter,
dan orang yang tidak beruntung yang mendapatkannya itu adalah kamu
sungguh andai aku bisa mengatakannya langsung,
bahwa aku
menyukaimu.

Sabtu, 04 Februari 2012

cukup aku yang tau

aku berdiri, menatap pada tiang-tiang langit
aku tau, aku menatap langit yang sama denganmu
dan aku berdiri di tanah yang sama denganmu
namun, aku tidak menemukan rasa yang sama pada matamu
aku menyukaimu, kau tau itu ?
sama seperti seseorang yang tiap minggunya membeli komik di toko buku
aku menunggu
menunggu untuk tau arti harapan yang kaupancarkan
dan benar, menunggu adalah sesuatu yang memuakkan
karna pada akhirnya, kau tak pernah menepatinya
cukup aku yang menyayangimu,
meskipun aku tau rasa sayang itu tak kau raih seperti yang kuberikan
mungkin aku tidak waras
karna pada akhirnya aku ingin kau tau
bahwa aku menyukaimu
hanya saja,
sepertinya cukup aku yang tau
karna aku tidak mau kehilangan jejakmu saat kau tau bahwa aku menyukaimu
aku tidak mau kau menjauh dan pergi menghilang
maafkan aku,
namun, aku menyukaimu

Jumat, 03 Februari 2012